Selamat datang di blognya cah sarean tulen,silahkan lihat lihat dan ambil yang kamu suka

Kamis, 15 Maret 2012

" Sejarah Tanggal 1 Januari atau Tahun Baru"

Assalamu 'alaikum WarahMatullahi
Wabarakaatuh..
Ju2r saja, Setiap tahun baru saya
selalu di rumah. Ngak pernah
Keluar Rumah apalagi
Merayakannya dan Acara bakar2 atau menyalakan Petasan. Karna
Tahun Baru Masehi Bukan
Budayanya Islam (Mohon Maaf Yg
Bukan Islam, Bukan maksud mw
nyinggung). Klo ngak salah Awal
kisahnya bulan Januari adalah Bulannya
Dewa 'JANUS'. ...Singkat Cerita...
"Penguasa Romawi Julius Caesar
menetapkan 1 Januari sebagai hari
permulaan tahun baru semenjak
abad ke 46 SM. Orang Romawi mempersembahkan tanggal 1
Januari kepada Janus, dewa segala
gerbang, pintu-pintu, dan
permulaan (waktu). Bulan Januari
diambil dari nama Janus sendiri,
yaitu dewa yang memiliki dua wajah – sebuah wajahnya
menghadap ke (masa) depan dan
sebuahnya lagi menghadap ke
(masa) lalu.", (Hebat Kan!! Punya 2
Wajah, Wajah Setan) Bulan Januari
(bulannya Janus) juga ditetapkan setelah Desember dikarenakan
Desember adalah pusat Winter
Soltice, yaitu hari-hari dimana
kaum pagan penyembah Matahari
merayakan ritual mereka saat
musim dingin. Pertengahan Winter Soltice jatuh pada tanggal 25
Desember, dan inilah salah satu
dari sekian banyak pengaruh
Pagan pada budaya kristen selain
penggunaan lambang Salib Tanggal
1 Januari sendiri adalah seminggu setelah pertengahan Winter
Soltice, yang juga termasuk dalam
bagian ritual dan perayaan Winter
Soltice dalam Paganisme. Sosok
dewa Janus dalam mitologi Romawi
Dewa Janus sendiri adalah sesembahan kaum Pagan Romawi,
dan pada peradaban sebelumnya di
Yunani telah disembah sosok yang
sama bernama dewa Chronos.
Kaum Pagan, atau dalam bahasa
kita disebut kaum kafir penyembah berhala, hingga kini biasa
memasukkan budaya mereka ke
dalam budaya kaum lainnya,
sehingga terkadang tanpa sadar
kita mengikuti mereka. Sejarah
pelestarian budaya Pagan (penyembahan berhala) sudah ada
semenjak zaman Hermaic (3600
SM) di Yunani. Bagi orang kristen
yang mayoritas menghuni belahan
benua Eropa , tahun baru masehi
dikaitkan dengan kelahiran Yesus Kristus atau Isa al-Masih, sehingga
agama Kristen sering disebut
agama Masehi. Masa sebelum Yesus
lahir pun disebut tahun Sebelum
Masehi (SM) dan sesudah Yesus
lahir disebut tahun Masehi. Bagi orang Persia yang beragama
Majūsî (penyembah api),
menjadikan tanggal 1 Januari
sebagai hari raya mereka yang
dikenal dengan hari Nairuz atau
Nurus. Penyebab mereka menjadikan hari tersebut sebagai
hari raya adalah, ketika Raja
mereka, 'Tumarat' wafat, ia
digantikan oleh seorang yang
bernama 'Jamsyad', yang ketika
dia naik tahta ia merubah namanya menjadi 'Nairuz' pada
awal tahun. 'Nairuz' sendiri
berarti tahun baru. Kaum Majūsî
juga meyakini, bahwa pada tahun
baru itulah, Tuhan menciptakan
cahaya sehingga memiliki kedudukan tinggi. Di dalam
perayaan kaum Majūsî menyalakan
api dan mengagungkannya –
karena mereka adalah penyembah
api. Kemudian orang-orang
berkumpul di jalan- jalan, halaman dan pantai, mereka bercampur
baur antara lelaki dan wanita,
saling mengguyur sesama mereka
dengan air dan khomr (minuman
keras). Mereka berteriak-teriak
dan menari-nari sepanjang malam. Orang-orang yang tidak turut
serta merayakan hari Nairuz (Hari
Raya) ini, mereka siram dengan air
bercampur kotoran. Semuanya
dirayakan dengan kefasikan dan
kerusakan (Seperti Tahun Baru yg 2011, semua Kondom Terjual Habis)
.
-------------------------------
Sebaiknya kita (ISLAM) tidak perlu
ikut ikutan merayakannya apalagi
meniru budaya dari kaum kufar. Firman Allah ini :
Dan janganlah kamu mengikuti
apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran,
penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan
jawabnya. Qs 17:36 Dan saya juga
teringat dengan suatu Hadist, Yg
klo tidak salah begini...
"Barangsiapa menyerupai suatu
kaum, maka ia termasuk golongan mereka."
(Hadits Riwayat Abu Dawud) Jadi,
klo kita mengikuti budaya
tersebut, maka kita termasuk
gologan mereka. Walaupun hanya
merayakannya dengan Petasan, sama juga dengan
Memeriahkannya juga.
Wassalamu 'alaikum Warah Matullahi
Wabarakaatuh...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar